Kisah Musafir: Admiral Terhebat Tiongkok – Zheng He

By 14:31 , ,

Kisah Petualang Muslim Inspiratif: Zheng He

Asal-Usul

Zheng He lahir pada tahun 1371 di sebelah selatan daerah Yunnan dari sebuah keluarga Hui (etnis Tiongkok Muslim). Nama lahirnya diketahui bernama Ma He. Di Tiongkok, nama keluarga disebutkan pertama kali lalu diikuti oleh nama yang diberikan.“Ma” terkenal di Tiongkok sebagai kependekan dari "Muhammad", menandai bahwa Zheng He adalah seseorang yang beragama Islam dari lahir. Ayah dan kakeknya, keduanya sama-sama sanggup untuk menuju Makkah dan melaksanakan Haji. Sehingga Zheng He lahir dari keluarga yang mempraktekkan Islam.

Di usia muda, kota Zheng He diserang oleh tentara Dinasti Ming. Dia ditangkap dan dibawa ke ibukota, Nanjing, tempat ia bekerja sebagai pelayan di rumah tangga kerajaan. Di tengah kondisi yang opresif dan serba sulit, Zheng He dapat berteman dengan seorang pangeran bernama Zhu Di dan ketika ia menjadi kaisar, Zheng He menanjak hingga posisi paling tinggi di pemerintah. Ia pun diberikan title yang sangat terhormat, "Zheng" dan dikenal sebagai Zheng He.

Ekspedisi

Di tahun 1405, ketika kaisar Zhu Di memutuskan untuk mengirim sebuah armada kapal raksasa untuk mengeksplorasi dan berdagang dengan seluruh dunia, ia memilih Zheng He untuk memimpin ekspedisi. Ekspedisi ini sangat besar. Secara keseluruhan, hampir 30.000 pelaut ada di petualangan ini, dengan Zheng He mengkomando mereka semua. Antara tahun 1405 hingga 1433, Zheng He memimpin 7 ekspedisi yang berlayar hingga daerah yang pada masa ini dikenal sebagai Malaysia, Indonesia, Thailand, India, Sri Lanka, Iran, Oman, Yaman, Arab Saudi, Somalia, Kenya dan banyak negeri lainnya. Sangat mungkin pada rentang waktu tersebut Zheng He menunaikan ibadah haji.

Sebuah peta yang menunjukkan rute-rute yang diambil oleh Zheng He pada 7 ekspedisinya di tahun 1400
Zheng He bukan satu-satunya muslim di ekspedisi ini. Banyak penasehatnya yang juga merupakan Tiongkok Muslim, seperti Ma Huan, seorang penerjemah yang berbicara bahasa Arab dan mampu untuk berbicara dengan orang-orang Islam sepanjang perjalanan. Dia menulis sebuah catatan dari perjalanannya yang berjudul "Ying-Yai Sheng-Lan", yang merupakan sumber penting di masa ini untuk mengerti masyarakat pada abad ke-15 di sekitar Samudera India.
Melihat ekspedisi ini merupakan sebuah hal yang tak akan mudah dilupakan. Kapal-kapal yang dikomandoi Zheng He berukuran hingga 400 kaki, berkali-kali lipat dari kapal Colombus yang digunakan untuk berlayar menyeberangi Samudera Atlantik. Selama ratusan tahun, orang-orang berfikir bahwa perbandingan raksasa dari kapal-kapal ini dibesar-besarkan. Tapi, bukti arkeologis dari anjungan kapal tempat kapal tersebut diproduksi di Sungai Yangtze membuktikan bahwa kapal-kapal tersebut bahkan lebih besar dari lapangan sepak bola modern.
kemanapun mereka berlayar, mereka memerintahkan untuk menghormati penduduk-penduduk lokal, yang menawarkan persembahan pada kaisar Tiongkok. Dikarenakan oleh persembahan dan perdagangan dengan semua orang yang ditemui, Zheng He dapat berlayar kembali ke Tiongkok dengan barang-barang eksotis seperti gading, unta-unta, emas dan bahkan jerapah dari Afrika. Ekspedisi ini mengirimkan satu pesan pada dunia: Tiongkok adalah adidaya ekonomi dan politik

Menyebarkan Islam

Ekonomika dan politik bukanlah satu-satunya dampak dari armada raksasa yang dikomandoi oleh Zheng He. Dia dan penasehat Muslim-nya secara reguler mendakwahkan Islam kemanapun mereka bepergian. Di kepulauan Indonesia yang mencakup Jawa, Sumatera, Kalimantan dan launnya, Zheng He menemukan komunitas Muslim kecil yang telah berada di sana. Islam telah mulai tersebar di Asia Tenggara ratusan tahun sebelum perdagangan dari Arab dan India. Zheng He secara aktif mendkungpoertumbuhan Islam di area-area ini. 

Sebuah replika di Dubai yang membandingkan ukuran kapal Zheng He dengan kapal Colombus
Zheng He membangun komunitas Tiongkok Muslim di Palembang dan sepanjang Jawa, Malaysia, dan Filipina. Komunitas ini mendakwahkan Islam pada penduduk lokal dan sangat penting bagi persebaran Islam di area tersebut. Merekamembuat masjid-masjid dan menyediakan berbagai pelayanan sosial yang dibutuhkan komunitas Muslim.
Bahkan setelah kematian Zheng He pada tahun 1433, Tiongkok Muslim lainnya melanjutkan pekerjaanya di Asia Tenggara untuk mendakwahkan Islam. Pedagang Tiongkok Muslim di Asia Tenggara terpacu untuk menikah silang ras dan berasimilasi dengan penduduk lokal di kepulauan Malaysia dan Indonesia. Ini menjadikan banyak orang-orang di Asia Tenggara untuk masuk Islam dan juga memperkuat dan mendiversifikasi komunitas Muslim yang berkembang.

Warisan

Sebagai seorang admiral, diplomat, tentara dan pedagang, Zheng He adalah seorang yang sangat besar di sejarah Tiongkok dan Islam. Dia dipandang sebagai seorang figur terhebat dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara. Sayangnya, setelah kematiannya, pemerintah Tiongkok mengganti filosofinya menjadi lebih merujuk pada Konfusianisme yang tidak mendukung ekspedisi-ekspedisi seperti yang dilakukan Zheng He. Hasilnya, prestasi dan kontribusi Zheng He hampir terlupakan dan tenggelam selama ratusan tahun di China.
Namun, warisannya di Asia Tenggara sangat berbeda. Banyak sekali masjid-masjid di berbagai daerah diberi nama Zheng He untuk mengenang kontribusinya. Islam berdakwah di Asia Tenggara melalui banyak bentuk, meliputi perdagangan, dakwah keliling, dan imigrasi. Admiral Zheng He juga merupakan bagian sangat penting dari penyebaran agama Islam ini. Sekarang, Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar di dunia dan ini semua merupakan hasil dari pengorbanan seorang Tiongkok Muslim bernama Zheng He.

Versi asli: The Muslim Who Was China’s Greatest Explorer – Zheng He

You Might Also Like

0 komentar