Dinasti Islam di Nusantara (mulai th 661 M - sekarang) - Part 1

By 12:35 , ,


PENYEBARAN ISLAM di wilayah Asia Tenggara ditandai dengan berdirinya kesultanan Islam di kawasan tersebut. Sejarah perkembangan kesultanan Islam di Asia Tenggara tidak lepas dari kepentingan perdagangan dan syiar agama yang dibawa oleh para saudagar dan ulama muslim dari Asia Barat. Adapun Malaka dikenal sebagai pintu gerbang Nusantara. Julukan ini diberikan mengingat peranannya sebagai jalan lalu lintas antara Asia Timur san Asia Barat bagi para pedagang yang hendak keluar masuk pelabuhan-pelabuhan di Asia Tenggara. Berikut ini adalah profil beberapa kesultanan Islam yang pernah berkuasa di Asia Tenggara. 

Kesultanan Samudera Pasai (abad ke-13).
Samudera Pasai merupakan kesultanan Islam pertama di Indonesia. Letak kesultanan ini di Aceh Utara. Sultan pertama Samudera Pasai adalah Malikush Shaleh.Letak Samudera Pasai sangat strategis sebagai pusat pelayaran dan perdagangan di Nusantara. Banyak pedagang muslim dari Arab, Cina dan India datang untuk berdagang dan menyebarkan Islam. Kesultanan ini memperoleh sumber pendapatan yang besar dari pajak perdagangan dan pelayaran. Samudera Pasai ditaklukkan Portugis pada 1521. Sejarah Kesultanan Samudera Pasai dapat diketahui antara lain dengan ditemukannya uang dirham emas dengan tulisan nama sultan yang memerintah Samudera Pasai.

Kesultanan Malaka (abad ke-15).
Kesultanan ini terletak di Semenanjung Malaka. Islam di Malaka berasal dari Kesultanan Samudera Pasai. Pendiri Kesultanan Malaka adalah Paramesywara, seorang pangeran dari Sriwijaya. Paramesywara menikah dengan putri sultan Samudera Pasai dan kemudian masuk Islam. Kesultanan Malaka mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Muzaffar Syah (1445-1459).
Kesultanan ini runtuh ketika Portugis menyerang dan mengalahkan Malaka pada 1511. Peninggalan sejarah Kesultanan Malaka barupa mata uang yang merupakan peninggalan dari akhir abad ke-15 dan benteng A'Farmosa yang merupakan bukti penaklukkan Malaka oleh pasukan Portugis.

Kesultanan Islam Pattani (abad ke-15).
Kehadiran Islam di Pattani dimulai dengan kedatangan Syekh Said, mubalig dari Pasai, yang berhasil menyembuhkan raja Pattani bernama Phaya Tu Nakpa yang sedang sakit parah. Phaya Tu Nakpa (1486-1530) beragama Budha kemudian masuk Islam dan bergelar Sultan Ismail Syah. Kesultanan Pattani mengalami kemajuan pesat setelah menjalin hubungan dagang dengan Kesultanan Malaka. Kesultanan Pattani kemudian menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan, terutama bagi pedagang dari Cina dan India. Kejayaan Pattani berakhir setelah dikalahkan Kerajaan Siam dari Bangkok. Peninggalan sejarah Pattani berupa nisan kubur yang disebut Batu Aceh yang melambangkan kedekatan hubungan dengan Samudera Pasai.

Kesultanan Brunei Darussalam (abad ke-15).
Kesultanan Brunei Darussalam merupakan kesultanan Islam yang terletak di Pulau Kalimantan sebelah utara. Islam pertama kali masuk ke Brunei pada 977, dibawa saudagar Cina. Setelah raja Awang Alak Betatar (1406-1408) masuk Islam, ia mengubah kerajaan itu menjadi kesultanan. Kata "Darussalam" ditambahkan pada kata "Brunei" pada abad ke-15 untuk menekankan Islam sebaga agama negara. Kesultanan Brunei Darussalam berkembang menjadi pusat penyebaran Islam dan perdagangan wilayah Melayu ketika Kesultanan Malaka jatuh ke tangan Portugis. Kesultanan Brunei Darussalam pernah dikuasai Inggris pada 1888, di masa kepemimpinan Sultan Hasyim Jalilu Ageramaddin, sultan ke-15, namun dapat meraih kemerdekaannya dari Inggris 1983.

Kesultanan Islam Sulu (abad ke-15).
Kesultanan Sulu merupakan kesultanan Islam yang terletak di Filipina bagian selatan. Islam masuk dan berkembang di Sulu melalui orang Arab yang melewati jalur perdagangan Malaka dan Filipina. Pembawa Islam di Sulu adalah Syarif Karim al-Makdum, orang Arab yang ahli ilmu pengobatan. Abu Bakar, seorang dai dari Arab, menikah dengan putri dari pangeran Bwansa dan kemudian memerintah di Sulu dengan mengangkat dirinya sebagai Sultan.



Kesultanan Ternate (abad ke-15).
Kesultanan Islam terbesar di Maluku adalah Kesultanan Ternate. Penyebaran Islam di daerah ini dilakukan oleh para ulama dan pedagang dari Pulau Jawa. Islam menjadi agam kerajaan setelah Sultan Zainal Abidin memerintah. Kesultanan Ternate menjadi salah satu pusat penyebaran Islam di kawasan timur Nusantara. Kesultanan Ternate mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Babullah. Kesultanan Ternate bersaing dengan Kesultanan Tidore terutama dalam perdagangan. Kesultanan Ternate berakhir setelah ditaklukkan oleh VOC (Verenidge Osst-Indische Compagnie) pada 1660. Peninggalan Kesultanan Ternate antara lain Benteng Portugis dan bekas istana di Ternate (Maluku Utara).

Kesultanan Aceh Darussalam (abad ke-16).
Kesultanan Aceh atau Aceh Darussalam adalah kerajaan Islam yang terletak di Pulau Sumatera bagian utara. Kesultanan ini didirikan pada 1541 oleh Sultan Ali Mughayat Syah. Kesultanan Aceh mengantikan peran Kesultanan Samudera Pasai dan Kesultanan Malaka yang jatuh ke tangan Portugis, terutama dalam perdagangan dan pelayaran. Kesultanan ini mengalami puncak kejayaan pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda. Kesultanan Aceh akhirnya jatuh ke dalam kekuasaan pemerintah Hindia Belanda pada 1912. Peninggalan sejarah Kesultanan Aceh antara lain Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh dan Cakra Donya, yaitu lonceng hadiah dari kaisar Cina.

Kesultanan Demak (abad ke-16).
Kesultanan Demak adalah kesultanan Islam pertama di Pulau Jawa. Raja Demak pertama adalah Raden Fatah, bupati Majapahit di Bintoro dan mencapai puncak kejayaan di bawah kepemimpinan Sultan Trengono. Kesultanan Demak berhasil melebarkan kekuasaannya sampai ke daerah luar Jawa, seperti Kesultanan Banjar, Kerajaan Kotawaringin, dan Kesultanan Kutai di Kalimantan. Kesultanan ini mengalami kemunduran di masa Sunan Prawoto karena beberapa daerah taklukkan Demak memberontak. Peninggalan Kesultanan Demak yang paling terkenal adalah Masjid Agung Demak. Ciri khas masjid ini adalah bangunannya ditopang empat tiang atau saka guru yang dibangun empat orang sunan dari sembilan wali (Wali Songo), yaitu Sunan Ampel, Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang, dan Sunan Kalijaga.


Sumber

You Might Also Like

0 komentar